Monday, December 24, 2018

Sejarah Gunung Krakatau Part 1


Apa yang kalian tahu tentang Krakatau? Pastinya sebuah gunung yang telah terkenal dari zaman dahulu kala karena letusan dan dampaknya terdengar sampai ke luar negeri. Dan sampai sekarang masih berstatus aktif.

Mari kita bahas satu persatu mengenai Krakatau, dimulai tentang asal usul namanya. Menurut Wikipedia, Krakatau (bahasa Inggris: Krakatoa) adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra yang termasuk dalam kawasan cagar alam.

Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.

Rentetan letusan Krakatau terjadi mulai Mei 1883 selama sembilan bulan, di mana puncak erupsinya adalah pada 26 Agustus 1883. Erupsi dahsyat yang terjadi pada tanggal tersebut menewaskan lebih dari 36 ribu jiwa dan menghancurkan ratusan pemukiman warga di sekitarnya.

Erupsi itu menyebabkan dua per tiga bagian utara Pulau Krakatau hancur dan mengeluarkan berbagai material seperti lava, batu-batuan, abu, serta tsunami yang menyapu daerah pesisir pantai.

Menurut Pusat Informasi Lingkungan Nasional Amerika Serikat (National Centers for Environmental Informasi), saat erupsi itu terjadi, abu ditembakkan ke langit hingga ketinggian 80 kilometer dan membuat area seluas 800 ribu kilometer persegi di sekitarnya ditutupi awan hitam.

Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II. Masha Allah.


Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh pada masa ketika populasi manusia masih sangat sedikit.

Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut. Gunung Krakatau yang meletus, getarannya terasa sampai Eropa.

Akibatnya, suhu dunia saat itu turun sebanyak 0,5 derajat Celcius dan kondisi turunnya suhu ini bertahan hingga tahun 1888.

Begitu dahsyatnya dampak dari Krakatau ini sampai manusia pun tak mampu menjelaskannya. Begitu besar ciptaanMu, Masha Allah.

Koordinator Bidang Vulkanologi Pusat Penelitian Mitigasi Bencana (PPMB) Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurrachman, mengatakan kala itu letusan Krakatau menyebabkan terbentuknya sebuah kaldera seluas 4x8 kilometer.

Erupsi Krakatau pada 1883 mendapat rating 6 dalam Volcanic Explosion Index (VEI) dan diperkirakan memiliki kekuatan letusan setara 200 megaton dinamit. Mirzam menambahkan erupsi Anak Krakatau yang menyebabkan tsunami berada di kisaran 3 sampai 4 VEI.

Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer.

To be continued ke part 2


Sumber: Wikipedia dan Kumparan



No comments:

Post a Comment

Lirik lagu Rizky Febian - Hargai Cinta

Kali ini lirik lagu Rizky Febian alias 'Iky' anak dari Kang Sule (sok kenal lagi.. Xixixi). Lirik dari lagu-lagu Iky maknanya dalam...